Sherlysta Elga SEA
Sabtu, 23 Februari 2013
Wajah 9-A
Teman akhir sekolah :')..Teman terhebat :')
beruntung aku bisa mengenal kalian,walau hanya sekejap ..
Thank's God..kau telah memberikan berkah kepadaku...Teman-teman terhebat :')
Mereka,,Anugerah terindah yang pernah kumiliki :')
Laporan hasil kunjungan karya wisata Yogyakarta
YOGYAKARTA
SURGA WISATAWAN DI PULAU JAWA
Disusun oleh:
SHERLYSTA
ELGA AFRISKA
Kelas IX-A
No.Induk: 5175
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMP NEGERI 1 PRIGEN
Jl.pecalukan
ledug Telp (0343)880425 prigen kab.pasuruan
e-mail
: smpn_1prigen@yahoo.co.id
Tahun
ajaran 2012-2013
LEMBAR
PENGESAHAN
Karya tulis ilmiah sederhana ini telah
diperiksa dan disetujui oleh :
Prigen, Januari 2013
Mengetahui,
Kepala SMPN 1 Prigen Pembimbing,
Drs.
ARIEF AGUNG WIJAYANTO,M.Pd SRI MADU RATNAWATI,S.Pd
NIP.19630321 198803 1 010 NIP.19640526
198703 2 006
Puji syukur ke hadirat
Tuhan Yang Maha Esa dengan limpahan karunia-Nya Karya Tulis Ilmiah sederhana
ini dapat terselesaikan secara maksimal dan didukung oleh keluarga saya,bapak
dan ibu guru panitia penyelenggara karya wisata serta ibu Sri Madu Ratnawati
S,Pd. selaku pembimbing,telah memberikan banyak inspirasi untuk penulisan karya
tulis ilmiah ini.
Karya wisata ini memberikan banyak sekali
tambahan wawasan dan pengetahuan kepada siswa siswi SMPN 1 Prigen,khususnya
bagi saya selaku penulis. Didalam karya tulis ini saya selaku penyusun hanya
sebatas ilmu yang bisa saya sajikan,sebagai tuntutan tugas dengan topik
“YOGYAKARTA SURGA WISATAWAN DI PULAU JAWA ”.Dimana didalam topik tersebut ada
beberapa hal yang bisa kita pelajari khususnya tempat – tempat wisata yang ada
di Yogyakarta yang indah dan menawan.
Saya menyadari bahwa
keterbatasan pengetahuan dan pemahaman saya tentang kota yogyakarta, menjadikan
keterbatasan saya pula untuk memberikan penjabaran yang lebih dalam tentang
masalah ini.Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini.
Harapan saya, semoga
karya tulis ini membawa manfaat bagi kita, setidaknya untuk sekedar membuka
cakrawala berpikir kita tentang kota Yogyakarta. Saya juga berharap Karya tulis
ini bermanfaat dan memberikan kesan positif terhadap pembaca. Untuk menumbuhkan
daya nalar,kreativitas,dan pola berpikir,saya sajikan aktivitas yang menuntut
peran aktif dalam melakukan suatu kegiatan.
Demikian persembahan
karya tulis ini untuk dunia pendidikan.
Prigen, Januari 2013
Penulis.
HALAMAN JUDUL........................................................................................................... ..... i
Yogyakarta atau Jogja adalah sebuah kota beserta
merangkap sebagai ibukota provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kota Jogja
terletak dipulau jawa yang berbatasan langsung dengan provinsi Jawa Tengah dan
berbatasan dengan samudra Hindia. Kota Jogja sering disebut juga sebagai kota
budaya dan pelajar.
Yogyakarta adalah kota yang terkenal akan sejarah dan warisan
budayanya. Yogyakarta merupakan pusat
kerajaanMataram (1575-1640), dan sampai sekarang ada Kraton (Istana) yang masih
berfungsi dalam arti yang sesungguhnya. Yogyakarta juga memiliki banyak candi
berusia ribuan tahun yang merupakan peninggalan kerajaan-kerajaan besar jaman
dahulu, di antaranya adalah Candi Borobudur yang dibangun pada abad ke-9 oleh
dinasti Syailendra.Selain warisan budaya, Yogyakarta memiliki panorama alam
yang indah dan atmosfir kesenian yang sangat kental didalamnya. Dalam hal
kebudayaan propinsi Yogyakarta masih sangat kental dengan budaya Jawanya. Dalam
kehidupan sehari-hari seni dan budaya seolah tak terpisahkan dan sudah menjadi
bagian dari kehidupan masyarakat setempat
Dalam berkomunikasi, bahasa pengantar sehari-hari
umumnya masyarakat Yogyakarta menggunakan bahasa Jawa. Propinsi Yogyakarta
merupakan salah satu pusat bahasa dari sastra Jawa seperti bahasa parama
sastra, ragam sastra, bausastra, dialek, sengkala serta lisan dalam bentuk
dongeng, japamantra, pawukon, dan aksara Jawa.
Tempat-tempat pariwisatanya pun juga sangat
mengesankan. Tak ayal turis mancanegara banyak yang singgah di tengah-tengah
pulau jawa yang eksotik ini. Karena itulah sudah sepantasnya generasi muda
khususnya siswa SMPN 1 PRIGEN berkunjung untuk menimba ilmu ke Yogyakarta.
Paling tidak bisa mengetahui sedikit seluk beluk mengenai Yogyakarta. Karena
itulah kita sebagai generasi muda sangat tidak etis jika kita tidak pernah
berkunjung ke Yogyakarta dan tidak mengenal history tentang jogja,karena jogja
mempunyai sejarah yang panjang dalam terbentuknya pemerintahan NKRI mulai zaman
kerajaan sampai sekarang . Jogja tetap istimewa dimata dunia .
1.2.1
Menambah ilmu pengetahuan, wawasan yang umum dan luas.
1.2.2
Mengenal tempat-tempat wisata di jogja yang indah dan
dipelihara di Indonesia.
1.2.3
Mengetahui asal usul dari tempat-tempat wisata di jogja.
1.2.4
Menumbuhkan rasa cinta tanah air
1.3.1
Candi Prambanan
-
Dimana lokasi candi prambanan
-
Bagaimana sejarah berdirinya candi
prambanan?
-
Apa keistimewaan candi prambanan?
-
Bagaimanan bentuk bangunan candi
prambanan?
1.3.2
Museum Dirgantara Mandala (AURI)
-
Dimana lokasi museum dirgantara mandala?
-
Bagaimana kronologi berdirinya museum
dirgantara mandala?
-
Apa keistimewaan dari museum dirgantara
mandala?
1.3.3
Candi Borobudur
-
Dimana lokasi candi Borobudur?
-
Bagaimana sejarah dari candi Borobudur?
-
Bagaimana bentuk bangunan candi
Borobudur?
-
Apa arti dari nama candi Borobudur?
1.3.4
Malioboro
-
Dimana tepatnya lokasi jalan malioboro?
-
Bagaimana asal-usul nama yang dipakai
pada jalan malioboro?
-
Malioboro adalah?
2
2.1.1
Lokasi Candi Prambanan
Prambanan adalah salah satu kompleks candi terbesar di Asia
Tenggara yang kaya dengan arca dan relief. Kompleks candi ini terletak di Desa
Prambanan dan secara administratif masuk dalam dua kabupaten dan dua provinsi
sekaligus. Yaitu Kabupaten Sleman Provinsi DIY dan Kabupaten Klaten Provinsi
Jawa Tengah. Jaraknya sekitar 20 km dari kota Yogyakarta dan 40 km dari
kota Surakarta. Selain karena berada di perbatasan, kompleks candi juga
terjangkau dari berbagai arah karena berada langsung di pinggir Jalan Raya
Yogyakarta - Solo.
2.1.2
Sejarah
Pesona
keindahan yang dimiliki Candi Prambanan yang merupakan
peninggalan kebudayaan Hindu terbesar di
Indonesia bukan hanya dari bentuk bangunan dan tata letaknya yang menakjubkan,
namun juga kisah sejarah dan legenda yang
sangat unik
dan menarik. Candi ini dibangun pada sekitar tahun 850 Masehi oleh salah
seorang dari kedua orang ini, yakni: Rakai Pikatan, raja kedua wangsa Mataram I
atau Balitung Maha Sambu, semasa wangsa Sanjaya. Candi ini kemudian
ditinggalkan ketika pusat kerajaan di Jawa dipindahkan ke Jawa Timur akibat
letusan dahsyat Gunung Merapi sekitar tahun 950 M.
Kemudian
pada tahun 1733, candi ini ditemukan oleh seorang Belanda bernama C. A. Lons dan mulai dibersihkan oleh
Jan Willem IJzerman pada tahun 1855. Tak lama kemudian, Isaäc Groneman
melakukan pembongkaran besar-besaran dan batu-batu candi tersebut ditumpuk
secara sembarangan di sepanjang Sungai Opak. Selanjutnya renovasi dilakukan
oleh Theodoor van Erp dan dilanjutkan jawatan Purbakala (Oudheidkundige
Dienst) di bawah P.J. Perquin dengan cara yang lebih metodis dan
sistematis. Pada tahun 1926 dilanjutkan De Haan hingga akhir hayatnya. Pada
tahun 1931 digantikan oleh Ir. V.R. van Romondt hingga pada tahun 1942 dan
kemudian diserahkan kepemimpinan renovasi itu kepada putra Indonesia hingga
tahun 1993.
Pada
tahun 1991, UNESCO telah memasukkan Candi Prambanan ke dalam Daftar Peninggalan Sejarah Dunia (World Wonder Heritages).
Hal ini, di antaranya berarti bahwa kompleks
ini terlindung dan memiliki status istimewa,
termasuk dalam situasi peperangan.
2.1.3
Keistimewaan
Kompleks Candi Prambanan memiliki tiga
bangunan utama berarsitektur indah setinggi 47 meter. Ketiga bangunan tersebut
melambangkan Trimurti, yaitu ajaran tentang tiga dewa utama yang
terdiri dari Candi Siwa (Dewa Pelebur) di
tengah, Candi Brahma (Dewa Pencipta) di selatan, dan Candi Wisnu (Dewa
Pemelihara) di utara. Kemudian di depan bangunan utama ini terdapat tiga candi
yang lebih kecil sebagai perlambang Wahana (kendaraan) dari Trimurti.
Ketiga candi tersebut adalah Candi Nandi (kerbau) yang merupakan kendaraan
Siwa, Candi Angsa kendaraannya Brahma, dan Candi Garuda kendaraan Wisnu.Keistimewaan Candi Prambanan lainnya yang wajib disaksikan
oleh wisatawan adalah keindahan relief-reliefnya yang menempel di dinding
candi. Kisah Ramayana menjadi relief utama candi ini.Sedangkan pada pagar langkan Candi
Wisnu dipahatkan relief cerita Krisnayana. Selain itu kompleks candi ini
dikelilingi oleh lebih dari 250 candi yang ukurannya berbeda-beda dan disebut
perwara.
Namun, relief lain
yang tak kalah menarik adalah pohon kalpataru yang dalam agama Hindu dianggap
sebagai pohon kehidupan, kelestarian, dan keserasian lingkungan. Di
Prambanan, relief pohon kalpataru digambarkan tengah mengapit singa. Keberadaan
pohon ini menggambarkan betapa masyarakat Jawa abad ke-9 memiliki kearifan
dalam mengelola lingkungannya.
2.1.4
Deskripsi Banguan
Deskripsi bangunan percandian
prambanan terdiri atas latar bawah, latar tengah dan latar atas (latar pusat) yang
makin ke arah dalam makin tinggi tempatnyaberturut-turut luasnya 390 m2,
222 m2, dan 110 m2. Di dalam latar tengah terdapat
reruntuhan candi Perwara. Apabila seluruhnya telah selesai di Pugar, maka aka nada 224 buah candi yang ukuranya
sama yaitu luas dasar 6 m2 dan tingginya 14 m. candi-candi
utama terdiri atas 2 deret yang saling berhadapan. Deret pertama yaitu Candi
Siwa, Candi Wisnu dan Candi Brahma. Deret kedua yaitu Candi Nandi, Candi Angsa,
Candi Garuda. Di ujung lorong yang memisahkan kedua deretan candi tersebut
terdapat candi apit. Delapan candi lainya disebut candi Sudut. Secara
keseluruhan percandian ini terdiri atas 240 buah candi.
-
Candi Siwa
Candi dengan luas dasar 34 Meter Persegi dan tinggi
47 meter adalah yang terbesar dan terpenting. Dinamakan candi siwa karena di
dalamnya terdapat arsa SIWA MAHA DEWA yang merupakan arca
terbesar.bangunan ini di bagi atas 3 bagian secara vertical kakitubuh dan
kepala / atap, kaki candi menggambarkan “DUNIA BAWAH” tempat manusia yang masih
diliputi hawa nafsu, tubuh candi menggambarkan “DUNIA TENGAH” tempat manusia
yang telah meninggalkan keduniawian dan atap melukiskan “DUNIA ATAS” tempat
para dewa. Gambar kosmos Nampak pula dengan adanya arca dewa-dewa dan mhluk
surgawi yang menggambarkan gunung Mahameru (G. Everest di India) tempat
para dewa. Percandian Prambanan merupakan replica gunung, itu terbukti adanya
arca-arca dewa lokapala yang terpahat pada kaki candi Siwa. Empat pintu masuk
pada candi itu sesuai dengan ke empat arah mata angin.
Pintu utama menghadap ke timur dengan pintu masuknya
yang terbesar. Di kanan kirinya berdiri 2 arca raksasa penjaga dengan membawa
gada yang merupakan manifestasi dari Siwa. Di dalam candi terdapat 4 ruangan
yang menghadap ke empat arah mata angin dan mengelilingi ruangan terbesar yang
ada di tengah-tengah. Kamar terdepan kosong, sedangkan ketiga kamar lainya
masing-masing berisi arca-arca : Siwa Maha Guru, Ganesha, dan Durga.
Dasar kaki candi di kelilingi selasar yang di batasi oleh pagar langka. Pada
dinding langkan sebelah dalam terdapat relief cerita Ramayana yang dapat
di ikuti dengan cara Pradaksira (Berjalan searah jarum jam) yang di mulai dari
pintu utama. Hiasan-hiasan pada dinding sebelah luar berupa “Kinari –Kinari” (
Mahluk bertubuh burung berkepala manusia) “Kalamakara” (kepala raksasa yang
lidahnya berwujud sepasang mitologi) dan mahluk surgawi lainya. Atap candi
bertingkat-tingkat dengan susunan yang amat komplek, yang masing-masing di
hiasi sejumlah “Ratna”dan puncaknya terdapat “Ratna” Terbesar.
-
Candi Brahma
Luas
dasarnya 20 meter persegi dan tingginya 37 meter. Di dalam satu-satunya ruangan
yang ada, berdirilah arca brahma berkepala 4 dan bertangan 4. Arca ini
sebenarnya sangat indah tetapi sudah rusak salah satu tangannya memegang tasbih
yang satunnya lagi emmegang “kamandalu” tempat air. Ke empat wajahnya
menggambarkan ke empat kitab suci Weda masing-masing menghadap ke arah mata
angin. Ke empat lengannya menggambarkan ke empat arah mata angin. Sebagai
pencipta ia membawa air karena seluruh alam keluar dari air. Tasbih
menggambarakan waktu dasar kaki candi juga di kelilingi oleh selasar yang di
batasi pagar langkah dimana pada dinding langkah ceritera Ramayana dan Relief
serupa pada candi siwa sehingga tamat.
-
Candi Wisnu
Bentuk
ukuran relief dan hiasan dindingnya sama dengan candi Brahma. Di dalam
satu-satunya ruangan yang ada berdirilah arca wisnu bertangan 4 yang memegang
gada, cakra, tiram pada dinding langkah sebelah dalam terpahat relief cerita
kresna sebagai “Avatar” atau penjelmaan wisnu dan balamara (Baladewa) kakanya.
-
Candi Nandi
Luas
dasarnya 15 meter persegi dan tingginya 25 meter. Di dalam satu-satunya ruangan
yang ada terbaring arca seekor lembu jantan dalam sikap merderka dengan
panjang + 2 meter. Di sudut belakangnya terdapat arca dewa
candra, candra yang bermata tiga berdiri di atas kereta yang ditarik oleh 7
ekor kuda. Candi ini sudah runtuh.
-
Candi Angsa
Candi
ini mempunyai satu ruangan yang tak berisi apapun. Luas dasarnya 13 m2 dan
tingginya 22 m. mungkin ruangan ini hanya di pakai untuk kandang angsa hewan
yang biasa di kendarai oleh Brahma.
-
Candi Garuda
Di
dalam satu-satunya ruangan yang ada, terdapat area kecil yang berwujud seekor
garuda diatas seekor naga, Garuda adalah kendaraan Wisnu.
-
Candi Apit
Luas
dasarnya 6 m2 dengan tinggi 16 m. ruangan ini kosong mungkin
candi ini di gunakan untuk bersemedi sebelum memasuki candi-candi induk.
-
Candi Kelir
Luas
dasarnya 1,55 m2 dengan tinggi 4,10 m. Candi ini tidak
mempunyai tangga masuk. Fungsinya sebagai penolak bala.
-
Candi Sudut
Luas dasarnya 1,55 m2 dengan tinggi
4,10 m.
2.2.1
Lokasi Museum Dirgantara Mandala (AURI)
Lokasi
Museum berada di Jl. Kolonel Sugiyono komplek Landasan Udara Adisutjipto
Yogyakarta, 10 km kearah timur dari pusat kota atau sebelah timur jembatan
laying janti. Museum ini lebih dikenal dengan
nama Museum Dirgantara. Museum ini menempati area seluas kurang lebih 5 Ha
dengan luas bangunan sebesar 7.600 m2. Museum ini merupakan museum terbesar dan
paling lengkap koleksinya yang mengiungkap sejarah keberadaan TNI AU di
Indonesia.
2.2.2
Kronologi berdirinya Museum Dirgantara Mandala
(AURI)
Museum Dirgantara Mandala adalah
museum terbesar dan terlengkap mengenai sejarah keberadaan TNI-AU di Indonesia.
Lokasi museum sendiri berada di atas area
seluas + 5 hektar, dengan luas bangunan sekitar 7.600 m2. Sebelum
berlokasi di daerah Wonocatur, Yogyakarta, Museum Pusat TNI-AU berada di Markas
Komando Udara V, di Jalan Tanah Abang Bukit Jakarta. Museum tersebut diresmikan
oleh Panglima Angkatan Udara Laksamana Roesmin Noerjadin, pada tanggal 4 April
1969.
Berdasarkan pertimbangan bahwa
Yogyakarta pada periode 1945—1949 mempunyai peranan penting dalam kelahiran dan
perjuangan TNI-AU, serta menjadi pusat pelatihan (kawah candradimuka) bagi para
Taruna Akademi Udara, maka museum tersebut akhirnya dipindahkan ke Yogyakarta.
Museum Pusat TNI-AU kemudian digabung dengan Museum Ksatrian AAU (Akademi
Angkatan Udara) yang sebelumnya sudah ada di Yogyakarta. Peresmian museum baru
tersebut dilakukan oleh Marsekal TNI Ashadi Tjahjadi menjadi Museum Pusat TNI
AU Dirgantara Mandala pada tanggal 29 Juli 1978 yang bertepatan dengan
peringatan Hari Bhakti TNI AU.
Namun, karena lokasinya tidak lagi
memadai untuk menampung berbagai koleksi Alutsista yang ada, maka Museum Dirgantara
Mandala dipindah ke lokasi yang baru, yaitu di gudang bekas pabrik gula di
Wonocatur yang masih berada dalam wilayah Landasan Udara Adisutjipto. Pada
zaman Jepang, gedung bekas pabrik gula ini digunakan sebagai gudang senjata dan
hanggar pesawat terbang, sehingga memang cukup sesuai untuk digunakan sebagai
lokasi museum yang baru. Setelah direnovasi, gedung museum yang baru tersebut
kemudian diresmikan pada tanggal 29 Juli 1984 (bertepatan dengan Hari Bhakti
TNI-AU) oleh Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI Sukardi.
2.2.3
Keistimewaan
Mengunjungi Museum Dirgantara,
wisatawan akan disambut oleh beberapa pesawat tempur dan pesawat angkut yang
dipajang di halaman museum. Salah satu koleksi terbaru museum ini adalah
pesawat tempur tipe A4-E Skyhawk yang dipajang di muka gedung museum. Hingga
tahun 2003, TNI-AU telah mengoperasikan sebanyak 37 pesawat A4-E Skyhawk,
sebelum akhirnya beberapa pesawat digantikan oleh pesawat Sukhoi tipe Su-27SK
dan Su-30MK.
Memasuki gedung museum, pengunjung
akan disambut oleh patung empat tokoh perintis TNI-AU, yaitu Marsekal Muda
Anumerta Agustinus Adisutjipto, Marsekal Muda Anumerta Prof. Dr. Abdulrachman
Saleh, Marsekal Muda Anumerta Abdul Halim Perdanakusuma, dan Marsekal Muda
Anumerta Iswahjudi. Para perintis TNI-AU ini telah ditetapkan sebagai pahlawan
nasional, dan diabadikan menjadi nama bandar udara di berbagai kota di tanah
air.
Pada ruangan selanjutnya,
pengunjung akan dikenalkan pada sejarah awal pembentukan angkatan udara di
Indonesia. Di Ruang Kronologi I ini, Anda dapat melihat foto dan informasi yang
berhubungan dengan pembentukan angkatan udara indonesia, semisal ‘Penerbangan
Pertama Pesawat Merah Putih‘ pada 27 Oktober 1945 yang melakukan misi
pembalasan atas serangan Belanda, berdirinya ‘Sekolah Penerbangan Pertama di
Maguwo‘ pada 7 November 1945 yang dipimpin oleh A. Adisutjipto, berdirinya
Tentara Rakyat Indonesia (TRI) Angkatan Udara pada 9 April 1946, serta berbagai
perlawanan udara untuk melawan agresi militer Belanda lainnya. Di ruangan ini
juga dipamerkan berbagai peralatan radio dan foto penumpasan berbagai
pemberontakan di tanah air, seperti pemberontakan DI/TII, Penumpasan G 30
S/PKI, serta Operasi Seroja. Pada ruangan selanjutnya, dipajang berbagai jenis
pakaian dinas yang biasa digunakan oleh para personel TNI-AU, meliputi pakaian
tempur, pakaian dinas sehari-hari, hingga pakaian untuk tugas penerbangan.
Ruangan yang akan membuat Anda
berdecak kagum adalah Ruangan Alutsista atau Alat Utama Sistem Senjata yang
pernah digunakan oleh TNI-AU. Alutsista ini meliputi pesawat tempur dan pesawat
angkut, model mesin-mesin pesawat, radar pemantau wilayah udara, serta senjata
jarak jauh seperti rudal. Koleksi pesawat di ruangan ini mencapai puluhan,
mulai dari pesawat buatan Amerika, Eropa, hingga buatan dalam negeri. Salah
satu pesawat pemburu taktis yang cukup terkenal adalah pesawat P-51 Mustang
buatan Amerika Serikat. Dalam sejarahnya, pesawat ini telah digunakan dalam
berbagai operasi menjaga keutuhan negara, terutama dalam penumpasan
pemberontakan DI/TII, Permesta, dan G 30 S/PKI, serta ikut andil dalam Operasi
Trikora dan Operasi Dwikora. Pesawat lainnya yang tak kalah menarik adalah
pesawat buatan Inggris, namanya Vampire tipe DH-115. Pesawat ini merupakan
pesawat jet pertama yang diterbangkan di Indonesia pada tahun 1956 oleh Letnan
Udara I Leo Wattimena.
Koleksi lainnya yang sangat penting
dalam sejarah TNI-AU adalah replika pesawat C-47 Dakota dengan nomor registrasi
VT-CLA yang ditembak jatuh di daerah Ngoto, Bantul, oleh Belanda ketika hendak
mendarat di Maguwo Yogyakarta pada 29 Juli 1947. Pesawat ini semula berangkat
dari Singapura dengan misi kemanusiaan, yaitu mengangkut bantuan obat-obatan.
Penerbangan tersebut sebetulnya telah diumumkan dan disetujui oleh kedua
belah-pihak (Belanda-Indonesia). Namun, oleh Belanda pesawat tersebut kemudian
ditembak jatuh dan menewaskan para pionir Angkatan Udara, antara lain Komodor
Muda Udara Adisutjipto, Komodor Muda Udara Prof. Dr. Abdulrahman Saleh, serta
Opsir Muda Udara I Adisumarmo Wirjokoesoemo.
Seperti diutarakan oleh F Djoko
Poerwoko, untuk menghormati gugurnya para pahlawan udara tersebut, maka
nama-nama pioner TNI-AU itu kemudian diabadikan sebagai nama pangkalan udara di
Jawa sejak tahun 1952, antara lain Adisutjipto di Yogyakarta, Abdulrahman Saleh
di Malang, dan Adisumarmo di Solo. Tanggal 29 Juli sebagai tanggal gugurnya
para pahlawan TNI-AU tersebut juga diperingati sebagai ‘Hari Berkabung AURI‘
sejak tahun 1955, kemudian diganti menjadi ‘Hari Bhakti Angkatan Udara‘ sejak
tahun 1961.
2.3.1
Lokasi Candi Borobudur
Candi Borobudur
terletak di Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Propinsi
Jawa Tengah. Candi Borobudur dikelilingi oleh Gunung Merapi dan Merbabu di
sebelah Timur, Gunung Sindoro dan Sumbing di sebelah Utara, dan pegunungan
Menoreh di sebelah Selatan, serta terletak di antara Sungai Progo dan Elo.
Candi Borobudur didirikan di atas bukit yang telah dimodifikasi, dengan
ketinggian 265 dpl.
2.3.2
Sejarah Candi Borobudur
Borobudur dibangun oleh
Samaratungga, seorang raja kerajaan Mataram Kuno yang juga keturunan dari
Wangsa Syailendra pada abad ke-8. Keberadaan Candi Borobudur ini pertama kali
terungkap oleh Sir Thomas Stanford Rafles pada tahun 1814. Pada saat itu, Candi
Borobudur ditemukan dalam kondisi hancur dan terpendam di dalam tanah. Candi
yang terdiri dari 10 tingkat ini sebenarnya memiliki tinggi keseluruhan 42
meter. Namun setelah dilakukan restorasi, tinggi keseluruhan candi ini hanya
mencapai 34,5 meter dengan luas bangunan candi secara keseluruhan 123 x 123
meter (15.129 m2). Setiap tingkat pada Candi Borobudur ini dari lantai pertama
sampai lanyai enam memiliki bentuk persegi, sedangkan mulai dari lantai ke
tujuh sampai lantai ke sepuluh berbentuk bulat.
Candi Borobudur adalah candi Buddha
terbesar pada abad ke-9. Menurut Prasasti Kayumwungan, terungkap bahwa Candi Borobudur selesai dibangun
pada 26 Mei 824, atau hampir 100 tahun sejak mulai awal dibangun. Konon nama
Borobudur berarti sebuah gunung yang berteras - teras atau biasa juga disebut
dengan budhara. Namun ada juga yang mengatakan bahwa Borobudur berarti biara
yang terletak di tempat yang tinggi.
Beberapa ahli mengungkapkan bahwa posisi Candi
Borobudur berada pada ketinggian 235 meter diatas permukaan laut. Ini
berdasarkan studi dari para ahli Geologi yang mampu membuktikan bahwa Candi
Borobudur pada saat itu adalah sebuah kawasan danau yang besar sehingga
sebagian besar desa-desa yang berada di sekitar Candi Borobudur berada pada
ketinggian yang sama, termasuk Candi Pawon dan Candi Mendut.
Berdasarkan Prasasti tanggal 842 AD, seorang
sejarawan Casparis menyatakan bahwa Borobudur merupakan salah satu tempat untuk
berdoa. Dimana dalam prasasi tersebut mengandung kata "Kawulan i Bhumi
Sambhara" yang berarti asal kesucian dan Bhumi Sambara merupakan nama sebuah
sudut di Candi Borobudur tersebut. Setiap lantai pada Candi Borobudur ini
mengandung tema yang berbeda - beda karena pada setiap tingkat tersebut
melambangkan tahapan kehidupan manusia. Hal ini sesuai dengan ajaran Buddha
Mahayana bahwa setiap orang yang ingin mencapai tingkat kesempurnaan sebagai
Buddha harus melalui setiap tingkatan kehidupan. Pada setiap lantai di Candi
Borobudur terdapat relief - relief yang bila dibaca dengan runtut akan membawa
kita memutari Candi Borobudur searah dengan jarum jam.
2.3.3
Bentuk Bangunan Candi Borobudur
-
Denah Candi Borobudur ukuran panjang
121,66 meter dan lebar 121,38 meter.
-
Tinggi 35,40 meter.
-
Susunan bangunan berupa 9 teras berundak
dan sebuah stupa induk di puncaknya. Terdiri dari 6 teras berdenah persegi dan3
teras berdenah lingkaran.
-
Pembagian vertikal secara filosofis
meliputi tingkat Kamadhatu, Rupadhatu, dan Arupadhatu.
-
Pembagian vertikal secara teknis
meliputi bagian bawah, tengah, dan atas.
-
Terdapat tangga naik di keempat penjuru
utama dengan pintu masuk utama sebelah timur dengan ber-pradaksina.
-
Batu-batu Candi Borobudur berasal dari
sungai di sekitar Borobudur dengan volume seluruhnya sekitar 55.000 meter
persegi (kira-kira 2.000.000 potong batu)
2.3.4
Nama Candi Borobudur
Mengenai
penamaannya juga terdapat beberapa pendapat diantaranya:
-
Raffles: Budur yang kuno (Boro: kuno,
budur: nama tempat) Sang Budha yang agung (Boro: agung, budur: Buddha) Budha
yang banyak (Boro: banyak, budur: Buddha)
-
Moens: Kota para penjunjung tinggi Sang
Budha
-
Casparis: Berasal dari kata sang kamulan
ibhumisambharabudara, berdasarkan kutipan dari prasasti Sri Kahulunan 842 M
yang artinya bangunan suci yang melambangkan kumpulan kebaikan dari kesepuluh
tingkatan Bodhisattva.
-
Poerbatjaraka: Biara di Budur (Budur:
nama tempat/desa)
-
Soekmono dan Stutertheim: Bara dan budur
berarti biara di atas bukit Menurut Soekmono fungsi Candi Borobudur sebagai
tempat ziarah untuk memuliakan agama Budha aliran Mahayana dan pemujaan nenek
moyang.
2.4.1
Lokasi Malioboro
Jalan Malioboro adalah nama salah satu jalan dari
tiga jalan di Kota
Yogyakarta yang membentang dari Tugu Yogyakarta hingga ke
perempatan Kantor Pos Yogyakarta. Secara keseluruhan terdiri dari Jalan Pangeran Mangkubumi, Jalan
Malioboro dan Jalan Jend. A. Yani. Jalan ini
merupakan poros Garis Imajiner Kraton Yogyakarta.
2.4.2
Nama Malioboro
Berasal dari bahasa
Sansekerta yang berarti karangan bunga, Malioboro menjadi kembang yang pesonanya mampu
menarik wisatawan. Tak hanya sarat kisah dan kenangan, Malioboro juga menjadi
surga cinderamata di jantung Kota Jogja.
2.4.3
Malioboro
Kawasan
Malioboro sebagai salah satu kawasan wisata belanja andalan kota Jogja, ini
didukung oleh adanya pertokoan, rumah makan, pusat perbelanjaan, dan tak
ketinggalan para pedagang kaki limanya.
Untuk pertokoan, pusat perbelanjaan dan rumah makan yang ada sebenarnya sama
seperti pusat bisnis dan belanja di kota-kota besar lainnya, yang disemarakan
dengan nama-merk besar dan ada juga nama-nama lokal.Barang yang diperdagangkan
dari barang import maupun lokal, dari kebutuhan sehari-hari sampai dengan
barang elektronika, mebel dan lain sebagainya. Juga menyediakan aneka kerajinan,
misal batik, wayang, ayaman, tas dan lain sebagainya. Terdapat pula tempat
penukaran mata uang asing, bank, hotel bintang lima hingga tipe melati.
Keramaian dan semaraknya
Malioboro juga tidak terlepas dari banyaknya pedagang kaki lima yang berjajar
sepanjang jalan Malioboro menjajakan dagangannya, hampir semuanya yang
ditawarkan adalah barang/benda khas Jogja sebagai souvenir/oleh-oleh bagi para
wisatawan.
Mereka berdagang kerajinan rakyat khas Jogjakarta,
antara lain kerajinan ayaman rotan, kulit, batik, perak, bambu dan lainnya,
dalam bentuk pakaian batik, tas kulit, sepatu kulit, hiasan rotan, wayang
kulit, gantungan kunci bambu, sendok/garpu perak, blangkon batik [semacan topi
khas Jogja/Jawa], kaos dengan berbagai model/tulisan dan masih banyak yang lainnya.
Para pedagang kaki lima ini ada yang menggelar dagangannya diatas meja, gerobak
adapula yang hanya menggelar plastik di lantai.
Sehingga saat pengunjung
Malioboro cukup ramai saja antar pengunjung akan saling berdesakan karena
sempitnya jalan bagi para pejalan kaki karena cukup padat dan banyaknya
pedagang di sisi kanan dan kiri.
Dan ini juga perlu di waspadai atau mendapat
perhatian khusus karena kawasan Malioboro menjadi rawan akan tindak kejahatan,
ini terbukti dengan tidak sedikitnya laporan ke pihak kepolisian terdekat soal
pencopetan atau penodongan, dan tidak jarang pula wisatan asing juga menjadi
korban kejahatan dan ini sangat memalukan sebenarnya.
3
Maka dapat disimpulkan bahwa tempat-tempat
pariwisata yang ada di jogja itu sangat banyak,dan kita harus senantiasa
menjaga serta merawatnya agar tetap asri seperti aslinya.agar menarik para
wisatawan untuk berlibur ke Yogyakarta
Selain itu,kota Yogyakarta yang menawan itu tidak
harus kita tambahkan dengan budaya-budaya barat yang kita rasa sangat bagus
atau trend.tapi justru itu salah,kita harus tetap menjaga budaya asli
jogja itu sendiri agar mempunyai keaslian yang khas dimata dunia.
Yogyakarta merupakan salah satu kota favorit para
wisatawan untuk berlibur dan menghabiskan sisa waktu istirahatnya di
tempat-tempat wisata yang ada di jogja.walaupun banyak cerita-cerita
mistis yang beredar di masyarakat luas,para wisatawan tetap antusias
menikmati tempat-tempat pariwisata yang ada di jogja.
Yogyakarta
disebut kota pelajar karena kualitas pendidikan di kota Jogja sudah terjamin
kualitasnya. Kota Jogja disebut kota pelajar karena di daerah Jogja juga
terdapat fasilitas sekolah dan universitas yang megah, berkualitas, terjamin
mutunya dan sudah terakreditasi secara baik didunia pendidikan Indonesia.
Budaya
mungkin di Indonesia mungkin bermacam-macam dan beragam sekali di Indonesia.
Mungkin salah satu budaya di Indonesia adalah budaya Jawa. Budaya tersebut
masih sangat erat hubungannya dengan kota Jogja. Maka dari itu,Yogyakarta juga
disebut dengan kota budaya dan berbudaya.
Sebagai
generasi muda dan sebagai salah satu pengunjung di objek wisata,penulis
menyarankan kepada :
-
Pemerintah, khususnya pengelola objek
wisata agar meningkatkan pelayanan pada para wisatawan dan menjaga kelestarian
objek-objek wisata .Serta berinovasi agar ada penambahan wahana wisata baru
untuk mengikuti perkembangan wahana wisata diluar agar wisatawan betah karena
ini merupakan devisa.
-
Generasi muda Indonesia,agar mau menjaga
dan melestarikan tempat-tempat wisata terutama yang berbasis budaya dan religi.
Karena Negara kita dikenal sebagai Negara yang beranekaragam namun bisa hidup
berdampingan dengan latar belakang yang berbeda.
Nama kegiatan : Karya Wisata
SMP N 1 PRIGEN
Tahun 2012-2013
Waktu Pelaksanaan : Senin.,17 Desember
2012 s.d Rabu,19 Desember 2012
Tempat/Lokasi : Candi Prambanan
, Museum Dirgantara Mandala (AURI) ,
Candi Borobudur , Malioboro
Metode : Observasi
1.
Candi
Prambanan
Kompleks
candi Prambanan dibuka untuk umum dari pukul 08.00 - 17.00 WIB. Setiap malam
bulan purnama, digelar Sendratari Ramayana dari pukul 20.00 - 22.00.
WIB. Harga tiket masuk Candi Prambanan bagi turis lokal atau pemegang
KITAS adalah 15.000 (Senin-Jumat) dan 17.500 (Sabtu-Minggu). Sedangkan untuk
turis asing umum adalah 13 US$, sedangkan mahasiswa asing adalah US$
7.
2.
Museum Dirgantara
Mandala (AURI)
Museum ini buka tiap hari Minggu hingga Kamis pukul
08.00—13.00 WIB dan hari Jumat sampai Sabtu pukul 08.00—12.00 WIB. Sedangkan
pada hari Senin dan libur nasional tutup.
Wisatawan yang berkunjung ke Museum Dirgantara akan
dipungut biaya sebesar Rp 3.000,00 per orang.
3.
Candi
Borobudur
Harga
tiket masuk Taman Wisata Candi Borobudur :
1. Pengunjung
domestik Rp 10.000,00/orang
2. Pengunjung
mancanegara 12 US$/orang
Waktu
buka:
Senin
– Minggu pukul 07.00 – 18.00
4.
Malioboro
Jalan Malioboro adalah nama salah satu jalan dari
tiga jalan di Kota
Yogyakarta yang membentang dari Tugu Yogyakarta hingga ke
perempatan Kantor Pos Yogyakarta. Kawasan Malioboro
sebagai salah satu kawasan wisata belanja andalan kota Jogja.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan . 1995 .Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Jakarta: Balai Pustaka
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa . 1993 . Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka
Sumber:
www.jogjatrip.com
www.srandilmandalagiri.blogspot.com
Langganan:
Postingan (Atom)